Ini adalah kelanjutan dari catatan kecil saya sebelumnya.
Pembentukan
karakter anak, pada dasarnya dibentuk sejak anak masih dalam kandungan. Perumpamaannya,
rahim ibu adalah ruang kelas, bukan ruang tunggu. Jadi, di dalam rahim,
anak-anak kita sebenarnya belajar dari ibunya. Janin bukan sedang diam menunggu
saat dilahirkan; ia menyerap informasi, lalu merekamnya di otak.
Ustadz Ucu
bercerita, pernah mendapat pasien seorang anak berusia 2,5 tahun yang
omongannya ”luar biasa”. Selain berkata kasar, anak itu juga selalu menghina
orang-orang yang dilihatnya. Misalnya, jika ada orang berhidung ”sedikit
mancung” (mancungnya sedikit, banyakan peseknya), si anak akan spontan mengejek
orang tersebut. Tentu, ini bukan hal yang lumrah bagi anak seumuran itu.
Saat di-therapy, si
ibu bilang bahwa selama ini dia tidak pernah bersikap seperti itu di depan
anaknya. Usut punya usut, ternyata saat hamil dulu, si Ibu ini suka bergosip (membicarakan
keburukan orang lain) dan berkata kasar. Disitulah baru diketahui akar
masalahnya.
Tentu kita tidak ingin hal seperti ini terjadi pada kita dan anak-anak kita kan, Bunda?
Baca kelanjutannya disini
Comments