Skip to main content

Yuk, Belajar!

"Mbak Nov, materi belajar Nayfah setiap hari hanya belajar kreatifitas saja, ya? Saya sering mampir ke blog mbak untuk cari inspirasi aktivitas anak. Boleh tahu aktifitas apa saja yang mbak berikan untuk Nayfah?" tanya seorang teman via inbox ke akun facebook saya.

Sebenarnya, ada banyak materi pelajaran Nayfah. Hanya saja, yang saya posting di blog adalah pelajaran kreatifitasnya. Basically, Nayfah suka belajar apapun. Saya mengajarinya berlatih motorik halus, mengenal huruf, perbandingan, dll. Yang ingin tahu materi belajarnya, berikut saya beri sedikit contoh:

Untuk melatih motorik halusnya, saya membuat garis putus-putus seperti di bawah ini:



Nayfah menulis mengikuti garis putus-putus, dari pangkal (simbol lingkaran) hingga ujung (simbol segitiga).

Untuk menggunting, untuk mengenalan awal saya menggunakan garis lurus putus-putus seperti di atas, tapi lebih panjang. Masing-masing dengan posisi vertikal (3 buah), dan horizontal (3 buah). Setelah menyelesaikan tugas itu, saya beri lagi dengan motif zig-zag dan melengkung.

Setelah lancar menggunting lurus, naik tingkat ke menggunting persegi,
belah ketupat, jajar genjang dan segi tiga (di gambar sebelah kanan).
Kalau sudah selesai menggunting yang kanan, baru dilanjut ke  sebelah kiri
(yang sisinya lebih banyak). Lanjutkan dengan menggunting pola
lingkaran dan oval setelah mahir menggunting bentuk diatas.


Menyusun gelas plastik seperti ini bisa melatih anak dalam mengontrol
power. Meletakkan gelas bersusun secara perlahan dan belajar
tentang keseimbangan :)

Setelah mahir mengerjakan hal-hal di atas, sekarang Nayfah mulai bisa mnggambar ikan, perahu, orang, dll. Selain itu, saya juga melatih motorik halusnya dengan cara menebalkan huruf. Tujuannya hanya untuk melatih motorik halusnya yah, BUKAN mengajarkan membaca dan menulis. Jadi, Nayfah menebalkan huruf a, b, c, dan seterusnya dengan menganggap itu adalah gambar untuk berlatih menggambar.

Kenapa saya tidak mengajarkan membaca dan menulis?

Well, okay... Nayfah sudah hafal alfabet sejak usia 2,5 tahun. Saat itu dia tertarik dengan lagu ABC, jadi sy print-kan teksnya. Dia belajar bahwa ini A, itu B, itu C, dan seterusnya. Sejak mengenal huruf, semua yang ada tulisannya dieja, baik itu di TV, baju, buku, dan lain-lain. Namun saya masih kekeuh untuk tidak mengajarkannya membaca. Sesuai komitmen, sebelum usia 7 tahun tidak akan saya ajarkan membaca dan menulis kecuali jika Nayfah sudah benar-benar siap atau meminta saya mengajarkannya.
Secara psikologis, anak usia di bawah 7 tahun akan menganggap huruf dan angka tak ubahnya seperti gambar. Mereka melihatnya sebagai "objek seni". Mengenalkan A, B, C, dan seterusnya sebagai satuan masih diperbolehkan, tetapi mengajarkannya seperti "M-A-MA" (mengeja) sangat tidak dianjurkan. Anak biasanya tidak akan tertarik dengan hal-hal seperti itu, tetapi orang tua dan guru memaksakan agar mereka bisa. Benar, kan?

"Ummi, ini A. Yang ini S, ini P, bla.. bla.. bla..."
Tiap ada running text kegirangan sambil mendekati TV,
jari mungilnya menunjuk huruf-huruf berjalan.

Ada sebuah fakta yang mungkin juga akan diakui oleh sebagian besar pembaca. Ketika saya berbincang dengan seorang ibu yang mengajarkan anaknya membaca saat berumur 3-4 tahun, mereka mengatakan, "Biar nggak kalah dari anak-anak yang lain."
Ada juga yang mengatakan, "Biar dia bisa membaca buku, mbak. Lebih enak juga ke kita-nya. Belikan bukunya saja, nanti dia baca sendiri."

Oh... batin saya. Jadi demi gengsi, karena tidak mau dianggap "kalah" dari anak-anak orang? Bagaimana jika orang-orang itu melakukan kesalahan dengan memaksa anaknya belajar membaca, sedangkan anak mereka belum siap? Dan tentang membaca buku, apa sulitnya membacakan buku untuk anak? Mengapa tidak sedikit bersabar hingga anak-anak benar-benar siap dan berkeinginan untuk belajar membaca?

Main kemah-kemahan menggunakan kursi dan selimut.
Nayfah duduk di kursi sambil belajar di dalam kemahnya ^_^
Manusia itu makhluk cerdas, Moms... Tidak dipaksa membaca pun, anak-anak akan penasaran dengan huruf-huruf yang ada di buku. Jika sudah saatnya, kita tinggal memancing rasa penasaran itu untuk membangkitkan keingintahuan mereka.
"Adek tahu nggak, buku ini bercerita tentang apa?"
"Nggak tahu, Bun, memangnya tentang apa?"
"Buku ini bercerita tentang bla.. bla.. bla... Adek ingin bisa membaca seperti Bunda? Mau Bunda ajarkan sampai bisa?"
Kira-kira seperti itulah pendekatan saat akan mengajarkan, untuk mengetahui kesiapan dan ketertarikan anak terhadap buku. Pilihlah buku yang menarik, banyak gambar dan sedikit teks. Buku seperti itu biasanya lebih menarik untuk anak.



Selain belajar ini, Nayfah juga main masak-masakan, lho! Seru, karena dia masak makanan sungguhan ^_^
Mau tahu bagaimana hasilnya? Klik disini.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Menghitung Harga Rajutan?

Sekitar tahun 2011, terbersit ide untuk memulai usaha yang bisa saya kerjakan tanpa mengganggu aktifitas saya sebagai ibu. Saat itu, saya sedang membuat peci rajut untuk suami. "Kenapa nggak menjual rajutan saja?" pikir saya. Yang menjadi kendala saat itu, tentu saja modal. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang tak punya penghasilan pribadi (bahkan tabungan pribadi pun tak punya sepeser pun), tentu modal menjadi kendala terbesar saya.  Minta langsung sama suami? Ah, malu. Saat itu saya beberapa kali bercerita padanya tentang ide saya itu, namun belum juga mendapat respon positif. Ia pun sepertinya masih meragukan bakat saya dalam merajut. Akhirnya, saya berpikir untuk meminjam uang pada ayah saya. Saya ceritakan ide saya untuk memulai usaha, dan alhamdulillah gayung bersambut. Papa tidak meminjamkan uang, tetapi langsung memberi modal yang nominalnya sangat-sangat cukup untuk sekedar membeli beberapa pack benang, hakpen dan manekin. (FYI, nominalnya lebih dari 1 gram ema

Karakteristik Benang Rajut

Di Indonesia, benang yang paling popular adalah benang acrylic wool , atau yang lebih familiar disebut “benang siet”. Namun, sebenarnya jenis benang sangat bervariasi. Berikut diantaranya: 1.       Benang katun ( Cotton yarn ) Sesuai namanya, benang yang umum digunakan oleh para pemula ini terbuat dari serat kapas. Benang katun bersifat dingin, mudah menyerap keringat, lentur, kuat, ringan, dan memiliki banyak varian warna. Benang ini termasuk “benang multiproject ”, karena bisa digunakan untuk berbagai macam jenis rajutan. Misalnya, bros, bandana, pinggiran kerudung, syal, tatakan gelas, tas, sepatu, sandal, dan sebagainya. Berdasarkan varian warnanya, benang katun dibagi menjadi dua kelompok, yaitu plain (polos) dan ombre (warna sembur/gradasi). Tingkat kehalusannya pun berbeda-beda antara jenis benang katun yang satu dengan yang lain. Soft cotton , misalnya, adalah yang paling halus diantara benang berbahan dasar kapas. Sementara itu, satu tingkat di bawahnya, ada katun b

Cara Membuat Pola Diagram Chart menggunakan software Crochet Chart

Salah satu pertanyaan yang paling sering saya terima, baik melalui inbox Facebook , Whatsapp maupun DM di instagram , adalah: Bagaimana cara membuat pola diagram beraneka warna seperti di buku Rajut 3D dan Tarn Crochet Keranjang Rajut? Saya selalu menyarankan bagi Teman-teman yang ingin menjadi penulis buku-buku rajutan untuk mulai membuat pola diagram. Pembuatan diagram ini, harus diakui, membutuhkan waktu yang tak sebentar dalam proses penulisan buku. Jika proses ini dikerjakan sejak sekarang --ketika ide sudah muncul dan trial-and-errors membuahkan hasil yang memuaskan-- insyaallah proses penulisan buku akan lebih mudah dan sistematis. Ada banyak software yang bisa digunakan untuk membuat pola. Bisa dengan Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, atau software Crochet Chart yang memang dikhususkan untuk membuat pola crochet.   Dari ketiga software diatas, yang paling saya rekomendasikan adalah Crochet Chart. Selain lebih "ramah" untuk laptop dengan memory rendah, pengoperasiann